Tentang Studio Proper



`        Perencanaan wilayah dan kota merupakan usaha-usaha kreatif untuk pengaturan lingkungan alamiah (natural environment) dan lingkungan terbangun (built environment) pada skala lingkungan (neigbourhood), kawasan, bagian kota, kota, wilayah, bahkan mungkin juga pada skala nasional. Perencanaan wilayah dan kota umumnya lebih memfokuskan pada pengaturan ruang, perencanaan fisik (physical planning, land use planning). Berbagai instrumen perencanaan dirumuskan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perencanaan: lingkungan yang lebih livable dan berkelanjutan. Dalam pengertian seperti tersebut, selain merupakan upaya pencapaian tujuan masa depan, perencanaan juga merupakan sebuah pemecahan masalah (problem solving).
Secara sederhana, perencanaan adalah sebuah resep (prescription) untuk mengatasi masalah. Sebuah pemecahan masalah yang baik adalah pemecahan masalah yang didasarkan pada pengenalan masalah yang baik pula. Dengan demikian, kegiatan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menemukan, memahami, serta menstrukturkan masalah merupakan hal yang sangat mendasar dalam perencanaan. Namun demikian, di dalam praktek perencanaan seringkali dijumpai suatu kondisi di mana berbagai upaya yang dilakukan tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Beberapa contoh dapat dikemukakan di sini, di antaranya: penggusuran dan perkembangan sektor informal, pelebaran jalan dengan kemacetan, serta peremajaan angkutan umum dengan kenaikan jumlah kendaraan bermotor.
Ketidaktepatan di dalam merumuskan dan melaksanakan tindakan tersebut terjadi karena para perencana lebih memfokuskan pada desain tetapi kurang mendalam memahami masalah yang ada. Padahal, sebuah desain yang bagus tidak akan berhasil jika tidak didasarkan pada pengenalan masalah yang tepat. Asosiasi Sekolah Perencanaan Amerika (ACSP) menulis bahwa salah satu komponen kompetensi penting yang membedakan profesi perencanaan dengan profesi lain adalah kemampuan penstrukturan masalah dalam perspektif yang komprehensif atau kontekstual.
Dalam pola pemikiran seperti itu, mata kuliah Studio Proses Perencanaan ini memberikan penekanan kepada pentingnya pemahaman masalah. Di samping pemahaman masalah, yang tidak kalah pentingnya adalah cara untuk memahami masalah tersebut. Dengan demikian, pada mata kuliah ini ada dua fokus utama yang ditekankan yaitu: merancang sebuah cara untuk mengumpulkan data dan informasi perencanaan serta menggunakannya untuk mengenali dan memahami masalah.

Tujuan pembelajaran pada mata kuliah ini mencakup tiga elemen dasar, yaitu:
 Aspek pengetahuan (kognitif): Mahasiswa mampu merancang kegiatan perencanaan untuk perencanaan (plan for planning) wilayah dan kota. Dalam tataran ini, kompetensi yang diharapkan adalah:
 Kemampuan memahami pentingnya peran data dan informasi dalam perencanaan;
 Kemampuan mengenali permasalahan dalam perspektif yang kontekstual dan komprehensif; dan
 Kemampuan merumuskan rekomendasi tindak lanjut berdasarkan permasalahan yang dikaji.
 Aspek ketrampilan (psikomotorik): Mahasiswa mampu menggunakan secara tepat instrumen pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data untuk perencanaan wilayah dan kota. Pada elemen ini, kompetensi yang diharapkan adalah:
 Ketrampilan survei dan observasi lapangan;
 Ketrampilan mengolah data primer dan sekunder;
 Ketrampilan mengklasifikasikan data dan informasi; dan
 Ketrampilan menyajikan data dan informasi dalam format yang sesuai dengan karakteristiknya.
 Aspek perilaku (afektif): Mahasiswa mampu mengorganisasikan kegiatan perencanaan untuk perencanaan secara tepat dan efektif. Secara khusus, kompetensi yang diharapkan dari elemen ini adalah:
 Bekerja di dalam kelompok kecil dan besar;
 Mengorganisasikan tahapan awal pekerjaan perencanaan; dan
 Mengkomunikasikan gagasan kepada kalayak luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar